Sambal Tumpang
Disana
Disana, dicabang cabang pohon kedelai
Yang daunya gatal setengah mati
Tumbuh buah buah yaitu biji-biji
Dikupas direndam diragi jadilah tempe
Tiga hari jadilah busuk
Ditanak digerus lalu direbus
Dengan bumbu-bumbu
Rempah
Dan santan kelapa tua
Aku menyukai garam yang asin
Jauh lebih asin dari lidahmu
Tambahkan sayuran rebus
Bayam
Kecambah, daun kunci
atau tidak ada daun kunci
Maka kembang keturipun jadi
Lalu tuangkang sambal kacang
Kemudian tutuplah dengan rempeyek
Biar berkesan sopan
Tahukah kamu apa itu ‘rempeyek’
Tepung beras adonan
yang digoreng setipis kertas
sajikan dengan nasi lunak adalah jodohnya
Tunggulah
Dan santaplah
Ketika matahari hapir terbit
13:43
Yogyakarta, 30 okt 2018
dwijokoharianto
aku sudah banyak melihat hati yang gersang
meraba hati yang membatu
mencairkan hati beku
tapi aku tak pernah melihat mata tanpa sinar
yang menatap kearahku tanpa ekspresi
hanya sebuah siluet kosong
sonata di musim dingin yang menusuk tajam
beginikah caramu melupakan aku
menyakiti hatiku yang rapuh
luluh lantak oleh sayatan tajam dari mata itu
seindah itukah tarian kematian untukku
benarkah ini caramu
mengapa aku masih bertanya
kisah itu
kisah dimasa lalu saat daun pun tak rela untuk gugur
saat dimana aku tersenyum dengan mata bercahaya
waktu yang seakan ingin berhenti
dan bisakah ku hentikan waktu dan kembali ke masa itu
agar tak ada lagi hati gersang yang harus kuraba
agar semua menjadi begitu jelas
antara cinta yang terlupakan dan dendam yang kau simpan
lalu
suatu hari nanti
kan kutuliskan kisahku dalam kenangan
dalam kisah cinta tanpa judul